Dalil Saling Kirim Ketupat Dan Hakekat Makna Dari Ketupat

Dalil Saling Kirim Ketupat Dan Hakekat Makna Dari Ketupat
Ngaji.web.id - Terkait hidangan khas waktu lebaran yaitu ketupat,dalam bahasa Jawa ketupat diartikan dengan ngaku lepat alias mengaku kesalahan,bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia. Ke mana pun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari pusatnya yaitu Allah SWT.

Oleh sebab itu ke mana pun manusia menuju, pasti akan kembali kepada Allah. Rumitnya membuat anyaman ketupat dari janur mencerminkan kesalahan manusia. Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran. Janur yang ada di ketupat berasal dari kata jaa-a al-nur bermakna telah datang cahaya atau janur adalah sejatine nur atau cahaya. Dalam arti lebih luas berarti keadaan suci manusia setelah mendapatkan pencerahan cahaya selama bulan Ramadan.

Adapun makna filosofis santen yang ada di masakan ketupat adalah pangapunten atau memohon maaf. Dengan demikian ketupat ini hanyalah simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan hal ini merupakan makna filosofis dari warna putih ketupat jika dibelah menjadi dua. Sedangkan, janur melambangkan manusia yang telah mendapatkan sinar ilahiah atau cahaya spiritual/cahaya jiwa. Anyaman-anyaman diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani. 

Sedangkan dalil saling memberi Ketupat sebagaimana yang disampaikan Ustadz Ma'ruf Khozin sebagai berikut:

‘Saling memberi dan membalas pemberian’ merupakan bentuk amaliah para sahabat Nabi:

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ : كَانَ الْمُسْلِمُوْنَ يَتَهَادَوْنَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ صِلَةً بَيْنَهُمْ ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : لَوْ قَدْ أَسْلَمَ النَّاسُ لَتَهَادَوْا مِنْ غَيْرِ فَاقَةٍ
“Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa umat Islam di masa Rasulullah Saw saling memberi hadiah, sebagai bentuk ‘ikatan’ diantara mereka. Lalu Nabi bersabda: “Andaikata manusia masuk Islam, maka mereka akan saling memberi hadiah (meski) tanpa kemiskinan” (HR al-Thabrani)

Hampir seluruh daerah di negeri ini ada kebiasaan saling kirim makanan ketupat, opor ayam dan sebagainya. Sedekah semacam ini memiliki landasan amaliah sejak masa Nabi:

عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ أَنَّ امْرَأَةً وَهَبَتْ لَهَا رِجْلَ شَاةٍ تُصَدِّقُ بِهِ عَلَيْهَا فَأَمَرَهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ تُقَبِّلَهَا
“Dari Ummi Salamah bahwa ada seorang wanita memberi kaki kambing (kikil) kepadanya sebagai sedekah, lalu Nabi menyuruh agar Ummi Salamah menerimanya” (HR al-Thabrani )

Wallahu A'lam

Comments

Artikel Pilihan

Doa yang Dibaca Rasulullah Ketika Hujan Turun

Tradisi yang Diharamkan di Hari Asyura "10 Muharram"

Larangan Menganiaya Anjing dalam Islam