Hukum Memakai Baju Baru Di Hari raya

Hukum Memakai Baju Baru Di Hari raya
Ngaji.web.id - Baju baru, Alhamdulillah ... dipakai dihari raya, tak punya pun tak apa-apa, masih ada baju yang lama. 

Lebaran tidak harus serba baru, namun bila ada yang baru dan paling bagus maka hendaknya dipakai. Bila tidak ada, maka gunakan pakaian yang paling bagus. 

عَنْ جَعْفَر بْن مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَلْبَسُ بُرْدَ حِبَرَةَ فِي كُلِّ عِيدٍ

“Dari Ja’far bin Muhammad, dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam memakai pakaian budah hibarah pada setiap hari raya”. (HR. Asy-Syafi’i dan Al Baihaqi didalam As-Sunan alKubro)

Hibarah merupakan salah satu jenis pakaian yang dikenal di negeri Yaman, termasuk salah satu jenis burdah. Namun hadits tersebut dlaif. Didalam Takmilah Al Majmu’ (al-Muthi'i) dikatakan :
“Telah sepakat ashhab/ ulama syafi’iyah beserta Imam Syafi’i mengenai anjuran mengenakan pakaian yang paling bagus pada dari raya”.
Dalil hal tersebut adalah hadits riwayat Al Bukhari pad Bab tentang Hari raya dan Berhias Didalamnya :

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ، قَالَ: أَخَذَ عُمَرُ جُبَّةً مِنْ إِسْتَبْرَقٍ تُبَاعُ فِي السُّوقِ، فَأَخَذَهَا، فَأَتَى بِهَا رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، ابْتَعْ هَذِهِ تَجَمَّلْ بِهَا لِلْعِيدِ وَالوُفُودِ، فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّمَا هَذِهِ لِبَاسُ مَنْ لاَ خَلاَقَ لَهُ

“Sungguh Abdullah bin Umar, ia berkata : “Umar mengambil sebuah jubah sutra yang dijual dipasar, ia mengambilnya dan membawanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam dan berkata : “Wahai Rasulullah, beliah jubah ini serta berhiaslah dengan jubah ini di hari raya dan penyambutan. Rasulullah berkata kepada Umar : “sesungguhnya jubah ini adalah pakaian orang yang tidak mendapat bagian (akhirat)”. (HR. Al Bukhari)

Didalam Fathul Bari (li-Ibni Rajab Al Hanbali) dikatakan : “Dan sungguh hadits ini menunjukkan tentang berhias pada hari raya dan ini merupakan kebiasaan diantara mereka. Telah berlalu hadits tentang pakaian Nabi Shallallahu ‘alayhi wa Sallam yaitu burdah berwarna merah, hal in kebanyakan dipegang oleh ulama, yaitu pendapat Imam Malik, Imam Syafi’i beserta ashhabnnya, dan ulama-ulama selain mereka”. 

Jika misalnya memiliki dua pakaian yang sama-sama bagus, sedangkan satunya berwarna putih, maka lebih utama (afdlal) mengenakan yang berwarna putih. Namun, jika ada yang lebih bagus dari warna putih, maka gunakan yang lebih bagus. Dianjurkan juga mengenakan sorban.

Dianjurkan juga membersihkan / merapikan diri dengan merapikan (memotong) rambut, mengetok kuku dan menghilangkan bau yang tidak enak, karena hari itu adalah hari raya, maka disunnahkan sebagaimana hari Jum’at. dan juga sunnnah memakai wangi-wangian, berdasarkan riwayat berikut ini,

عَنْ زَيْدِ بْنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ، عَنْ أَبِيهِ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ: «أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْعِيدَيْنِ أَنْ نَلْبَسَ أَجْوَدَ مَا نَجِدُ، وَأَنْ نَتَطَيَّبَ بِأَجْوَدَ مَا نَجِدُ

“Dari Zaid bin Al Hasan bin Ali, dari ayahnya, radliyallahu ‘anhuma, ia berkata : Kami diperintahkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wa Sallam pada hari hari untuk memakai pakaian yang ada dan memakai wangi-wangi dengan apa yang ada”. (HR. Al Hakim didalam Al Mustadrak ‘alaa Al-Shohihain, Ath-Thabraniy didalam Al Mu’jam, dan Al Baihaqi)

Oleh : Mas Aim

Comments

Artikel Pilihan

Doa yang Dibaca Rasulullah Ketika Hujan Turun

Tradisi yang Diharamkan di Hari Asyura "10 Muharram"

Larangan Menganiaya Anjing dalam Islam